Titipan donasi kawan kawan, sudah mulai dibelikan bahan bangunan. Bahan bangunan sendiri dibeli dari kota Maumere, untuk selanjutnya di angkut dengan menggunakan perahu untuk kemudian, menyebrang menuju ke Pulau Pangabatang,dengan jarak tempuh kurang lebih tiga jam perjalanan.
Tahun 2017 kami diajak berkeliling oleh masyarakat NTT, salah satu nya mengunjungi sebuah Pulau cantik nan menawan bernama Pulau Pangabatang.
Untuk mencapai pulau ini, bisa melalui rute Jakarta – Maumere. Kemudian menempuh perjalan darat dari pusat kota maumere selama kurang lebih 3 Jam, kemudian menyebrang memakai perahu dari dermaga Nangahale dengan jarak tempuh kurang lebih selama kurang lebih 30 menit.
Tapi bukan hanya tentang pesona bentang alam nya yang kami ceritakan, yang kami ingin ceritakan adalah tentang pendidikan anak anak disana. Di Pulau ini terdapat sebuah sekolah dasar yang merupakan satu satunya di Pulau Pangabatang. Sekolah yang di bangun secara gotong royong secara swadaya oleh masyarakat setempat.
Dengan kurang lebih 80 kepala keluarga yang menghuni Pulau ini, dan 50anak usia sekolah dasar, ada sebuah sekolah SD yang bisa dibilang sangat memprihatinkan, sekolah yang hanya ada dua ruang kelas yang masih bedinding bambu, beratap seng, dan beralaskan pasir, belum lagi fasilitas belajar yang apa adanya, buku buku yang terbatas, meja dan kursi yang sudah rapuh dan ruangan yang memprihatinkan.
Di sekolah ini hanya ada dua unit kelas saja, yang dipakai oleh murid kelas 1 hingga murid kelas 5, bergantian, pagi hingga sore. Kelas 6 nya kemana? Murid kelas 6 harus mengalah dan bersekolah di Pulau Sebrang, karena jumlah kelas yang tidak cukup, murid murid kelas 6 harus menyebrangi lautan ke sekolah di Pulau tetangga, yang jarak tempuhnya kurang lebih 30 menit menggunakan perahu, mereka bulak balik setiapp harinya menyebrangi lautan untuk belajar.
Dengan keadaan sekolah seperti ini, tak jarang mereka harus menahan dingin nya tipuan angin laut, karena dinding bambu tidak begitu kuat untuk menahan terpaan angin laut, begitu juge ketika siang hari, mereka harus menahan terik nya matahari, karena atap nya yang masih berupa seng, yang menyerap sinar matahari, atau sepatu sepatu mereka yang kemasukan pasir, di karenakan lantai nya masih berupa pasir pantai.
Begitu juga dengan para guru, mereka kebanyakan berasal dari pulau sebrang. Setiap hari para guru ini pun harus menyebrang pulau untuk menyebrangi lautan. Tak jarang ketika angin besar, mereka tidak bisa berpulang. Walau dengan gaji tak lebih dari 300 ribu perbulan, tak melemahkan kesungguhan para guru ini untuk mengajar, karena bagi mereka pengabdian dan menjadikan anak anak ini anak yang bermanfaat di masa depan adalah hal utama
Kawan… Taukah engkau, rupanya tak hanya SD di Pulau Pangabatang ini yang mempunyai keterbatasan dalam pendidikan, di luar sana berpuluh bahkan beratus sekolah di Indonesia masih belum layak untuk ditempati, fasilitas yang seadanya, dan guru guru yang tidak tercukupi kesejahteraannya
–
Yuks … kita bergandengan tangan, membantu anak anak cerdas di Pulau Pangabatang ini agar lebih bisa nyaman dan aman dalam belajar. Kita bantu rehabilitasi sekolahnya, bantu memperbaiki fasilitas belajar mengajar nya, membantu melengkapi buku buku nya, membantu melayakan guru guru nya.
Bantu mereka agar lebih bisa belajar dengan bahagia dan ceria ….
Bantu mereka agar bisa mewujudkan cita citanya …
Link Video
Mau Ikut Bantu Mereka Bersekolah Dengan Layak ?
Transfer Via
Bank Syariah Mandiri
7086.4572.82
Chat Langsung Dengan Tim Kami :
http://bit.ly/KebukitIndonesia
http://bit.ly/KebukitIndonesia
http://bit.ly/KebukitIndonesia